F
Create your own at MyNiceProfile.com

Welcome to My blog

Eratkan Ukhuwwah Dengan Smile


Selamat datang sahabatku sekalian, semoga anda merasa nyaman ketika berkunjung ke web saya yang masih sederhana ini



Monday, July 30, 2007

Rokok juga Turunkan Sistem Kekebalan Gusi

Kebiasaan merokok tidak hanya menyebabkan kelainan pada janin, gangguan kehamilan, dan impotensi. Kebiasaan buruk ini ternyata juga menyebabkan sistem kekebalan tubuh khususnya gusi menjadi menurun.

Penelitian ini dilakukan Sri Lelyati Masulili, membawanya meraih gelar doktor di Fakultas Kedokteran Gigi UI, Jumat (27/7). Kasus infeksi pada jaringan gusi (Periodontitis) yang biasanya ditandai dengan gusi berdarah akibat salah cara menyikat gigi, ternyata bisa juga disebabkan dari kebiasaan merokok.

"Awal timbulnya (Periodontitis) tidak bisa dirasakan dan tiba-tiba sudah parah. Sebelum gusi berdarah, tanda awalnya banyak plak pada gigi seorang perokok," kata Lely.

Adanya plak dan gusi berdarah hanya gejala awal, selanjutnya gigi mudah digoyangkan. Kalau sudah begini berarti tulang yang menjadi pondasi gusi sudah terkena dampak serius.

Pada penelitiannya Lely mengambil sampel ratusan pasien pria yang perokok dan tidak merokok dengan usia 25 tahun-64 tahun. Sampel diambil dari FKG UI, Klinik Ladokgi, Klinik Denta Media Jakarta, dan Klinik Duta Medika Cimanggis. Jenis rokok yang diteliti filter, kretek, dan kretek filter.

Sampel usia itu diambil, dengan pemikiran sekarang semakin banyak yang merokok usia belasan tahun, sedangkan gejala ini baru bisa diketahui beberapa tahun kemudian. Sampelnya semua pria, karena perokok memang kebanyakan pria.

Cairan gusi

Sistem penelitian ini, dengan meneliti cairan pada gusi dengan melihat kadar IL-1â, dan TNF á, indikator perusak pada cairan gusi. Cairan gusi ini diteliti dan dikaitkan dengan temuan pendarahan gusi serta jenis rokok yang dikonsumsi. Hasilnya perokok kretek menempati kategori paling parah.

"Penyebabnya kandungan tembakau dan nikotin. Meski di Indonesia ada aturan standar nikotin kurang dari 1,5 mg itu tidak membuat keadaan lebih baik," ujar Lely.

Pembakaran rokok juga menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terserang penyakit. Selain itu akan timbul potensi penyakit tulang yang meluas. Penyakit-penyakit rongga mulut ini utamanya disebabkan karena asap rokok yang panas dan bersifat karsinogenik.

Di sisi lain, kalangan yang tidak merokok juga rawan penyakit jaringan gusi jika tidak menyikat gigi dengan benar. Dari hasil analisis Lely tentang cara menggosok gigi dan frekuensinya, ditemukan frekuensi Periodontitis Kronis tidak berhubungan dengen frekuensi menggosok gigi.

"Jadi tidak benar kalau semakin sering digosok semakin bersih dan tidak berpotensi kena. Yang lebih penting cara menggosok gigi harus benar," katanya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home